SemarangMasuk 10 Kota Pariwisata Terbaik Indonesia Tahun 2018 versi Yokatta News August 09, 2018 Kabar baik kali ini datang dalam bidang Pariwisata, Semarang dianggap layak masuk 10 besar penilaian untuk Kota Pariwisata Terbaik Indonesia Tahun 2018 versi Yokatta News pada bulan Juli kemarin. Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018 BOGOR- Jelang Pilkada 2018, DPD Perindo Kota Sukabumi menggelar kegiatan 'Safari Sekolah Politik' bersama pasangan bakal calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi di Sekretariat DPD Perindo Kota Sukabumi, Subangjaya, Kota Sukabumi, Jawa Barat.. Ketua DPD Perindo Kota Sukabumi Adinda Maulana Moch Miftah Sukatma mengatakan kegiatan yang Provinsi Riskesdas 2018 25 Tabel 3.1.6 Proporsi Pengetahuan Rumah Tangga terhadap Kemudahan Akses ke Klinik/Praktek Dokter/Praktek Dokter Gigi/Praktek Bidan Mandiri menurut Karakteristik, Riskesdas 2018 26 Tabel 4.1.1 Proporsi Pemakaian Air per Orang per Hari di Rumah Tangga (5 Kategori) menurut Provinsi, Riskesdas 2018 28 Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. › Utama›Mengukur Kecerdasan Kota di... KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga memanfaatkan Koridor Coworking Space di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 27/12/2018. Ruang berkumpul gratis tersebut dibangun Pemerintah Kota dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana implementasi konsep kota cerdas di tiap-tiap kotaDalam IKCI 2018, hanya 93 dari 98 kota yang diikutkan dalam penyusunan. Lima kota di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tidak dimasukkan karena status lima kota itu berbeda, yakni berlabel kota ke-93 kota ini dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Ada empat kategori kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa; kota besar, daerah berpenduduk lebih dari jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa; kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari jiwa hingga jiwa. Terakhir, ada kelompok kota kecil yang berpenduduk paling banyak pilarDalam IKCI 2018, konsep kota cerdas dikaitkan dengan semua usaha memecahkan masalah warga kota dan mewujudkan efisiensi sumber daya, termasuk energi. Aktivitas jasa diharapkan bisa didorong maju untuk melayani kebutuhan ini juga menitikberatkan pada upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Di ujung nanti, yang juga merupakan pencapaian paripurna kota cerdas, kualitas hidup warga kota diharapkan luasnya konsep kota cerdas, penyusunan indeks ini berbasiskan Lingkaran Kota Cerdas milik Boyd Cohen. Dalam lingkaran tersebut, kota cerdas ini dibangun dari banyak aspek yang bisa dikelompokkan menjadi enam pilar, yakni lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas dari enam pilar tersebut kemudian diturunkan. Data sekunder terkait 93 kota dikumpulkan dari BPS dan lembaga lain. Angka dan informasi yang terhimpun diolah dan diboboti dengan pendapat 12 pakar. Pemberian bobot menjadi bagian penting agar metodologi yang diadopsi bisa lebih sesuai dengan kondisi cerdasBobot terbesar dari enam elemen kota cerdas ada pada aspek masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kreativitas, dan yang unggul dalam IKCI 2018 umumnya memiliki inisiatif-inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Surabaya, misalnya, meme nangi posisi pertama kategori kota ini telah mengembangkan pusat industri digital start up dan penyediaan Koridor Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, ada Rumah Bahasa yang bisa melayani warga belajar bahasa asing dengan gratis. Teknologi pun telah membantu memudahkan pendidikan di Ridwan Sutriadi, penulis serial buku kota cerdas dari perspektif perencanaan kota yang juga pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Indonesia sudah memiliki perencanaan pembangunan dari tingkat daerah hingga yang bersifat sektoral dan spasial inilah yang harus dikuatkan dengan ide kota cerdas, yaitu pembangunan berbasis pengetahuan secara kontinu. RATNA SRI WIDYASTUTI DAN IGNATIUS KRISTANTO H/ LITBANG KOMPAS Surabaya - Kota Surabaya kembali mengukir prestasi dengan menduduki peringkat pertama Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018 dalam kategori Kota Metropolitan. Penghargaan yang diberikan oleh harian Kompas ini diserahkan secara langsung kepada Wali Kota Tri Rismaharini di Jakarta."Ya, Surabaya menjadi juara pertama di Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018. Ini tadi baru diserahkan," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser kepada detikcom melalui sambungan telepon, Rabu 9/1/2019. Ditambahkan Fikser, selain menerima penghargaan, Risma juga didaulat untuk memberikan pemaparan mengenai kiat-kiat menjadi kota cerdas di hadapan puluhan kepala daerah yang hadir."Tadi ibu juga memaparkan bagaimana Surabaya bisa berturut-turut meraih juara kota cerdas bagi kepala daerah lainnya untuk belajar," 2018 memberikan penilaian kepada 93 kota otonom se-Indonesia. Untuk penilaian, tim dari Kompas juga mengkolaborasikan hasil pengamatannya dengan data dari Badan Pusat Statistik BPS dan berbagai institusi resmi. Untuk penilaian kota, IKCI dibagi ke dalam empat kategori berdasarkan jumlah penduduknya, yaitu kategori Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil dengan penilaian skor dari 1 sampai Pahlawan sendiri meraih juara pertama pada kategori Kota Metropolitan dengan raihan skor 67,03, disusul Kota Semarang dengan skor 63,69, dan ketiga Kota Tangerang Selatan dengan skor 61, juga video 'Top! Surabaya Raih Penghargaan Kota Terpopuler di Guangzhou Award'[GambasVideo 20detik] lll/lll › Utama›Komitmen Sejahterakan Warga... OlehKURNIA YUNITA RAHAYU / NIKOLAUS HARBOWO 5 menit baca JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah kota dituntut untuk berkomitmen menyejahterakan warga melalui beragam inovasi dan pengembangan teknologi. Tantangan ke depan semakin kuat seiring dengan terus meningkatnya jumlah masyarakat perkotaan. Diperkirakan, pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia pun akan tinggal di Pusat Statistik BPS menyebutkan pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan telah mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi itu diperkirakan meningkat menjadi 63,4 persen. Sejumlah pemerintah kota menunjukkan inisiatif untuk menghadapi tantangan dan memperbaiki permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan tersebut. Harian Kompas pun mengapresiasinya melalui penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018. Ukurannya dilihat dari sejauh mana konsep kota cerdas diimplementasikan di setiap juga Kompas Berikan Penghargaan bagi Kota Cerdas di IndonesiaGeneral Manager Penelitian dan Pengembangan Harian Kompas F Harianto Susanto menjelaskan, indeks tersebut mengadopsi model yang dikembangkan Boyd Cohen, pegiat kota cerdas di tataran internasional. Indeks terdiri dari enam dimensi, yaitu ekonomi, lingkungan, pemerintah, kualitas hidup, mobilitas, dan KOMPAS Putaran Kota Cerdas Boyd Cohen Berbasiskan 6 Dimensi“Dari keenam dimensi tersebut, penekanan kami ada pada dimensi masyarakat dan kualitas hidup. Smart city harus mampu diarahkan kepada kesejahteraan warga atau bonum commune,” kata Harianto dalam diskusi seusai penganugerahan IKCI 2018 di Gedung Kompas Gramedia, Rabu 9/1/2019. Acara tersebut dihadiri perwakilan setiap kota penerima indeks tersebut, kota dibagi menjadi empat kategori sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam UU itu, dijelaskan bahwa kota metropolitan adalah kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa. Kota besar memiliki penduduk hingga 1 juta jiwa dan kota sedang berpenduduk jiwa. Selain itu, ada pula kota kecil yang memiliki jumlah penduduk menambahkan, pengukuran indeks melibatkan 12 pakar dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya perencanaan kota dan sosiologi. Mereka direkrut untuk menilai atas setiap aspek dimensi dan turunannya, serta penilaian atas kota itu indeks melibatkan 12 pakar dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya perencanaan kota dan sosiologiPada kategori Kota Metropolitan, peringkat pertama IKCI 2018 diraih Surabaya dengan skor 67,03. Peringkat selanjutnya diraih Semarang dan Tangerang Selatan dengan skor 63,69 dan 61, pertama IKCI 2018 dalam kategori Kota Besar diraih Denpasar dengan skor 61,7. Surakarta dan Malang menyusul di peringkat kedua dan ketiga pada kategori yang sama dengan skor 61,5 dan 60, kategori Kota Sedang, peringkat satu diduduki Manado dengan skor 59,04. Salatiga dan Yogyakarta menyusul dengan skor 58,99 dan 58, juga Ada 12 Kota Raih Penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018Padang Panjang meraih skor 55,15 pada kategori Kota Kecil dan meraih peringkat pertama. Sementara itu, Sungai Penuh dan Solok meraih peringkat selanjutnya dengan nilai 52,01 dan 51, sejahteraKOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 - Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersama sejumlah walikota dari kota lain penerima penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 tiba di Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu 9/1/2019. Kota Surabaya meraih nilai tertinggi kategori Kota Metropolitan. Peringkat pertama kategori Kota Besar diraih Kota Denpasar, Kota Sedang diraih Kota Manado, dan Kota Kecil diraih Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, meski penghargaan serupa telah didapatkan melalui berbagai ajang, namun hal tersebut bukan tujuan pemerintahannya. Pada IKCI 2015, pihaknya pun menyabet penghargaan untuk kategori lingkungan hidup. Beragam penghargaan justru menjadi pelecut bagi ia dan jajarannya untuk bekerja lebih keras. “Bagi kami, tujuan pemerintahan adalah membuat masyarakat sejahtera,” kata daerah yang tengah menjabat di periode kedua itu menambahkan, pemerintahan di Surabaya juga didasarkan pada enam dimensi yang diidentifikasi Boyd Cohen. “Keenam parameter itu saya coba implementasikan untuk meningkatkan grade warga kota Surabaya,” ujar pun mewujudkannya dalam berbagai program, seperti jaminan kesehatan dan pendidikan gratis. Selain itu, ada pula pemberdayaan masyarakat terpinggirkan dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka. Dalam dua tahun terakhir masa jabatannya, Risma berkomitmen memenuhi target yang belum tercapai, yaitu membangun jaringan jalan dan membangun ulang semua gedung serupa ditunjukkan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Ia mengandalkan integrasi data warga secara digital untuk memetakan permasalahan dan merumuskan solusi yang tepat. “Kami berusaha untuk menyejahterakan warga sejak di dalam kandungan sampai meninggal dunia,” kata ARIYANTO NUGROHO Para Walikota dan perwakilannya yang terpilih menerima tanda penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 disambut Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy ketiga dari kanan dan para pimpinan lainnya di Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu 9/1/2019. Kota Surabaya meraih nilai tertinggi kategori Kota Metropolitan. Peringkat pertama kategori Kota Besar diraih Kota Denpasar, Kota Sedang diraih Kota Manado, dan Kota Kecil diraih itu, tambah Dharmawijaya, kotanya juga tengah mengembangkan konsep integrasi pembangunan kultural dan urban yang berkelanjutan. Berbagai inovasi dilakukan untuk memertahankan Denpasar dengan berbagai warisan budayanya di tengah hiruk pikuk belajarInovasi dan komitmen untuk menyejahterakan warga tidak hanya dilakukan di kota besar dan kota metropolitan. Bagi Wali Kota Padang Panjang Amran, pemerintahan di kota kecil justru membuka peluang besar untuk eksperimentasi program dan membuat Padang Panjang mampu memfasilitasi kaum disabilitas dengan trotoar yang laik karena panjang trotoar yang dibangun relatif lebih pendek ketimbang di kota-kota ARIYANTO NUGROHO Dari kiri, CEO Group of Media Kompas Gramedia Andy Budiman menyerahkan penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia Kategori Kota Sedang kepada, Wali Kota Manado Godbless Sofcar Vicky Lumentut, Wakil Wali Kota Salatiga Muhammad Haris, dan Kepala Dinas Kominfo Kota Yogyakarta Tri Hastono di Gedung Unit II Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu 9/1/2019. Kota Manado menempati peringkat pertama dalam kategori itu disusul, Kota Salatiga dan Kota itu, Walikota Manado Vicky Lumentut mengaku keberhasilan sejumlah kota besar dalam pengembangan inovasi dan teknologi, yakni Surabaya, Jakarta, dan Bandung, menginspirasinya melakukan hal serupa. Oleh karena itu, pada Februari 2017, Manado berani menggagas Cerdas Command Center C3 Manado."Ketiga tempat itu menjadi pembelajaran bagi Kota Manado. Saya satukan inovasi-inovasi dari mereka untuk membangun Kota Manado yang lebih menyejahterakan masyarakatnya dan mempermudah pelayanan," ujar juga menjelaskan, setidaknya ada tiga pilar yang ikut membangun Kota Manado, yakni pemerintah, rohaniwan, dan media. Ketiga pilar itu harus bergerak bersama agar pembangunan tidak hanya dilihat secara fisik, tetapi memiliki nilai, baik dari toleransi hingga inovasi yang telah dilakukan di beberapa kota memunculkan harapan akan pembangunan kota yang lebih baik. Meski demikian, seluruh kota juga harus sigap menghadapi tantangan di setiap tahap perkembangan Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah Institut Teknologi Bandung ITB Ridwan Sutriadi mengatakan, dalam 50 tahun terakhir, urbanisasi di Indonesia bertumbuh pesat. Yang perlu diantispasi, lanjut dia, adalah investasi tidak hanya datang di kota-kota yang masuk kategori metropolitan tetapi juga menengah dan kecil."Dari situ, timbul tantangan-tantangan baru sehingga kita dituntut untuk punya perencanaan pembangunan yang matang dengan diiringi pengembangan inovasi teknologi, yang bisa memecahkan persoalan di masyarakat," kata menyebutkan, setidaknya ada tiga tantangan pemerintah ke depan, yakni efisiensi waktu, sistem perencanaan kota, dan Daisy Indira Yasmin, sosiolog dari Universitas Indonesia UI, konsep kota cerdas bukan berarti hanya terpaku pada pengembangan internet atau teknologi, tetapi rohnya adalah rasa kebersamaan sense of community."Secara sosiologis, itu tidak ada kota yang cerdas, yang cerdas adalah manusianya. Karena esensi dari kehidupan kota adalah kehidupan manusianya," ujar itu, menurut Daisy, pembangunan harus dikembalikan ke basis komunitas terkecil, yakni rukun tetangga dan rukun warga RT/RW. Pembangunan itu pun tak hanya meliputi infrastruktur, tetapi juga pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya. Dengan demikian, segala persoalan dapat diatasi secara lebih dini."Coba semua persoalan diselesaikan di RT/RW, maka masalah di perkotaan bisa selesai," katanya.

indeks kota cerdas indonesia 2018